Akhirnya Adi pun langsung menyalakan mesin motornya dan menyisiri jalan,untuk mencari rumah sakit terdekat, ketika melewati jalan depan gerbang masuk gedung tua RS. MARDIWALUYO. Enatah bagaimana dalam penglihatan Adi dan denok rumah sakit itu ramai sekali, seperti dulu saat di fungsikan, tanpa pikir panjang aji masuk gerbang gedung itu, dan memapah istrinya berjalan menuju suster jaga dan satpam.
Adi menyapa dan minta tolong sama suster penjaga “Selamta Malam, Suster tolong istri saya mau melahirkan”. Tanpa bicara suster itu tersenyum dan menganggukan kepala. Denok kemudian dibwa ke ruang bersalin oleh 4 orang suster dan satu dokter yg menangani prosesi Sulis melahirkan, tak lama kemudian Aji mendengar tangisan bayi.
”alhamdulillah anakku lahir” ucap syukur Adi dalam hati, istrinyapun dipindahkan di kamar inap pasca bersalin, Ajipun mengucapkan terimakasi pada suster itu
“Terimakasih suster telah menolong istri saya melahirkan dengan selamat”, tapi suster itu tidak menyahut hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, dilihatnya istrinya nampak
lemas tak brdaya.
” Buk, aku tak muleh sek eo tak ngabari wong omah karo tak cepak- cepak ubo rampene anak’e dewe, klambi sampean barang “, ( Ibu akupulang dulu kerumah, aku mau mengabari orang-orang dirumah serta mempersiapkan keperluan anak kita dan baju kamu juga.), kata Adi sembari tersenyum bahagia anak istrinya selamat.
Denok menganggukan kepala sambil berkata pada sumainya ” hati hati dijalan yah ” kata Denok. Adi pamit pada istrinya dan mencium kening istrinya dan anaknyg yang di bungkus kain jarik disamping sulis belajar menyusui anaknya.
Adi bergegas pergi meninggalkan ruang bersalin , ketika Aji melewati lorong- lorong dan melintasi kamar- kamar orang- orang sakit banyak orang- orang yang sakit dirawat disana, semua orang itu memandang ke arah kaki Adi mengayunkan langkah yang menginjak tanah.